Friday, August 15, 2008

Lie Eng Hok



Lie Eng Hok,lahir Desa Balaraja,Tangerang 7 Februari 1893-wafat 27-12-1961
H Junus Jahya dalam buku Peranakan Idealis,Dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya,Lie adalah keturunan Tionghoa yang dituduh terlibat dalam Pemberontakan 1926 di Banten.Untuk itu,dia sempat diasingkan di Boven Digoel selama lima tahun(1927-1932).
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan kolonial yang menindas.
Lie Eng Hok yang menjadi buronan Pemerintah Kolonial melarikan diri ke Semarang.Di ibu kota Midden Java ini,dia membuka usaha jual beli buku loak.Menurut Kaspin(97) kawan dekat Lie yang tinggal di Jalan Magersari III No 70 Semarang,toko buku Lie Eng Hok terletak di Jalan Gajah Mada Semarang.
Suatu ketika tindak tanduk Lie terendus.Dia tertangkap saat hendak menyampaikan surat dari kawan pergerakan yang disembunyikan di dalam buku loaknya.Sebagai hukuman,Lie dibuang ke Boven Digoel.
Usai dibebaskan,Lie kembali ke Semarang dan menekuni jual beli buku loaknya.Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno,Lie dinyatakan sebagai Perintis Kemerdekaan RI berdasarkan SK Menteri Sosial RI No.Pol 111 PK tertanggal 22 Januari 1959.Lie berhak menerima uang tunjangan sebesar Rp. 400,-/bulan
Lie Eng Hok meninggal pada 27 Januari 1961.Semula jenasahnya dimakamkan di pemakaman Tionghoa Kedungmundu.Namun atas upaya Kaspin yang merupakan Ketua Perintis Kemerdekaan Cabang Semarang,kerangkanya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal dengan Pengesahan SK Pangdam IV/Diponegoro No.B/678/X/1986
(Pahlawan Itu Bernama Lie Eng Hok,Suara Merdeka 16-3-05)

Thursday, August 14, 2008

Sho Bun Seng



Sho Bun Seng,Pembantu Letnan,Lahir Kota Raja,Aceh 12 November 1911
Ikut berjuang memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajah Belanda maupun Jepang.
Empat tahun setelah merdeka,thn 1949,Sho Bun Seng yang bergabung dalam Batalyon Pagaruyung ditugaskan ke Kalimantan Barat terutama daerah Pontianak,Singkawang dan sekitarnya.Tahun 1950 Sho Bun Seng mengikuti pasukan yang ditugaskan di Jawa Barat didaerah Tasikmalaya,Ciamis menghadapi gerombolan DI/TII pimpinan Karto Suwiryo.
Sho Bun Seng pension dariTNI Angkatan Darat tahun 1958.
Tahun 1967 pulang ke Sumatera untuk membangun perikanan.Atas desakan teman-teman seperjuangannya mengusulkan Sho Bun Seng untuk mengurus pensiunnya.
Tahun 1968,rapel pensiunnya keluar.Meski kecil tapi berjumlah jutaan.Dari nilai jutaan itu,yang dibawanya hanya berapa ratus ribu.Sisanya dibagi keteman-teman seperjuangannya.
Tanda Jasa baru diketahui dari Sutan Badar,yang tinggal di Bandung,memberi tahu “Bintang Jasa kamu sudah lama terbengkalai di kantor Administrasi Bandung,tolong diurus”.Baginya katanya,”yang penting membela kemerdekaan,kalau sudah merdeka untuk apa minta-minta tanda jasa”
Beberapa Penghargaan diterima Sho Bun Seng yang berpangkat Pembantu Letnan dan Jabatan Perwira Seksi Batalyon Pagaruyung antara lain:
Satyalancana Peristiwa Aksi Militer Kesatu
Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kedua ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Djuanda
Surat Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden Soekarno atas jasanya didalam perjuangan gerilya membela kemerdekaan Negara
Satyalancana Gerakan Operasi Militer V yang ditandatangani Menteri Pertahanan Djuanda
Piagam Penghargaan dari Panglima Angkatan Darat Djendral TNI M.Panggabean

Meninggal dunia September 2000,pihak keluarga tidak menyangka Sho Bun Seng akan dimakamkan di TMP Kalibata.Rencananya sebenarnya akan dimakamkan di TPU Tonjong ,Parung Jawa Barat karena ada makam istri.Tapi ternyata sudah ada yang melapor ke Garnisun.Selanjutnya Garnisun mengirim pasukan kehormatan dan membawa jenasah dengan iringan mobil pasukan serta dikemumikan di TMP Kalibata dengan upacara kehormatan militer.
(- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001)

(- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001)

Kwee Thiong Hong -Sie Kong Liong

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Kwee Thiong Hong dan tiga pemuda tionghoa lainnya mengikrarkan Sumpah Pemuda
Sie Kong Liong menghibahkan gedungnya yang kemudian dikenal sebagai gedung Soempah Pemoeda
(-Mewujudkan Sumpah Pemuda.Memotret Peran Sejarah Etnis Tionghoa oleh Tomy Su-Jawa Pos 28-10-2004
- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001)

Wednesday, August 13, 2008

Mr Liem Koen Hian,Oei Tjong Hauw,Oei Tiang Tjoei,Mr Tan Eng Hoa


BPUPKI
Dari 62 anggota Badan yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI,ada keturunan tionghoa yang mewakili spectrum luas.Mereka adalah :
Mr Liem Koen Hian,Ketua Partai Tionghoa Indonesia
Oei Tjong Hauw,putra pewaris Oei Tiong Ham Concern,MNC pertama di Asia Tenggara
Oei Tiang Tjoei ,tokoh masyarakat Cina Betawi
Mr Tan Eng Hoa,mewakili Tjendekiawan Tionghoa

(-Kerajaan Bisnis Konglomerat Oei Tiong Ham,Tempo 9 Juni 1990
- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001
-Tragedi BCA dan Nonpri,analisa Christianto Wibisono-Suara Pembaharuan 1-6-1998)

Tuesday, August 12, 2008

Djiaw Kie Siong

Persiapan Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945
Djiaw Kie Siong rumahnya pada tanggal 16-8-1045 dipakai Bung Karno-Bung Hatta untuk mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan
(- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001)

Monday, August 11, 2008

Drs Yap Tjwan Bing

PPKI
Drs Yap Tjwan Bing lahir Solo 31 Oktober 1910.Ia lulusan sarjana Farmasi Universitas Amsterdam 1939,mendirikan apotik di Bandung dan aktif dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.
Drs Yap Tjwan Bing satu-satunya warga tionghoa yang diangkat menjadi anggota PPKI dan hadir saat PPKI mengesahkan UUD 1945 dan memilih Presiden dan Wakil Presiden RI 18 Agustus 1945
(Usulan Nama Jalan Yap Tjwan Bing.Hari ini Pemkot Solo Akan Membahas-Kompas 5-2-2008)

Pemerintah Kota Solo menerima usulan warga Tionghoa Surakarta untuk mengabadikan nama mantan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yap Tjwan Bing(alm) menjadi salah satu nama jalan di Kota Solo.Dari beberapa alternative jalan yang ditawarkan Pemkot Solo,warga Tionghoa menerima tawaran Jalan Abatoir di Kelurahan Jagalan untuk diganti menjadi Jalan Yap Tjwan Bing
(Penamaan Jalan.Jalan Abatoir Ditawarkan Jadi Jalan Yap Tjwan Bing-Kompas 8-2-2008)

Sunday, August 10, 2008

Mayor John Lie





Salah satu tokoh etnis Tionghoa yang berjasa kepada Republik ini adalah Mayor John Lie Tjeng Tjoan.Lahir di Menado 19 Maret 1911 dari ayah bernama Lie Kae Tae dan ibu bernama Maryam Oei Tjeng Nie(keduanya penganut Budha).John Lie meninggal karena stroke 27 Agustus 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,Jakarta.
Mendapat Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden Soekarno tahun 1961
Dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 November 1995

Ia adalah mualim kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM yang lalu bergabung dengan Angkatan Laut RI.Semula ia bertugas di Cilacap dengan pangkat kapten.Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan sekutu.Atas jasanya pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor.
Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas Negara yang saat itu masih tipis.Pada masa awal (tahun 1947),ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura,Utoyo Ramelan.Sejak itu,ia secara rutin melakukan operasi menembus blockade Belanda.Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata.Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda.Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda,juga harus menghadang gelombang samudera yang relative besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.
Untuk keperluan operasi ini,mayor John Lie memiliki kapal kecil cepat,dinamakan the outlaw.
Seperti yang dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar(1992),paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi “penyelundupan”.Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit,ia ditangkap perwira Inggris.Di pengadilan Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum.Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor ke Sumatera,dihadang pesawat terbang patroli Belanda.John Lie mengatakan,kapalnya sedang kandas.Da penembak,seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari Maluku,mengarahkan senjata ke kapal mereka.Entah mengapa,komandan tidak mengeluarkan perintah menembak.Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden,mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga buru-buru pergi.Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah,mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa the Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB.Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan naval base yang menyuplai bahan bakar,bensin,makanan,senjata,dan keperluan lain perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Menikah di Usia 45 tahun dengan Margaretha Dharma Angkauw thn 1956.Perkawinan ini tidak dikaruniai anak.


Mayor John Lie bersama keluarga di GBIP Imanuel

Pada awal 1950 ketika ada diBangkok,ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali.Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS di Maluku,lalu PPRI/Permesta.John Lie juga di kenal dengan nama Jahya Daniel Dharma tetap berdinas di Angkatan Laut,terakhir berpangkat Laksamana Muda.

(-Pahlawan Nasional Etnis Tionghoa,oleh Asvi Warman Adam-Kompas 31-1-2003
- Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001
-John Lie:Kisah Pejuang Tanpa Gelar-Majalah Suara Baru Maret-April 2009
-John Lie Menyelundup Demi Negara - Intisari Juli 2009)

Tong Djoe



Tong Djoe ,
Penyandang Bintang Jasa Pratama karena jasanya menerobos blokade Belanda untuk mensupplai kebutuhan para pejuang kemerdekaan Indonesia dengan tongkangnya.
(Kompas 30-8-98)

Saturday, August 9, 2008

Dr Tjoa Sik Ien

NICA
Pada masa NICA ,Dr Tjoa Sik Ien gigih berjuang di PBB mempertahankan eksistensi RI di dunia International.Sementara pada delegasi NICA ada Abdulkadir Wijatatmaja.
Masa-masa ini selalu ada pihak yang menyandang predikat sebagai pengkhianat bangsa.
Baik-Jahat,Pengkhianat-Pahlawan,Koruptor-Orang Saleh tidak mengenal dan tidak identik dengan suku,ras,agama ataupun apapun istilahnya.Bisa terjadi pada siapa saja.
(Tragedi BCA dan Nonpri,analisa Christianto Wibisono-Suara Pembaharuan 1-6-1998)

Friday, August 8, 2008

Mr Tan Po Gwan,Siauw Giok Tjwan,Ong Eng Bie dll

Era Presiden Soekarno

-Era Revolusi Kemerdekaan
Mr Tan Po Gwan dari PSI dan Siauw Giok Tjwan –Menteri Negera urusan Peranakan

-Era Kabinet Ali Arifin
Dr Ong Eng Bie dari PNI menjadi Menteri Keuangan
Dr Lie Kiat Teng alias Mohamad Ali dari PSII menjadi Menteri Kesehatan

-Kabinet terakhir yang dipimpin Bung Karno sendiri
Mr Oei Tjoe Tat,Tan Kiem Liong alias Mohamad Hassan sebagai Menteri Pendapatan,Pembiayaan dan Pengawasan
Ir David G Cheng sebagai Menteri Cipta Karya dan Konstruksi.
( Tragedi BCA dan Nonpri,analisa Christianto Wibisono-Suara Pembaharuan 1-6-1998)

Thursday, August 7, 2008

Soe Hok Gie




Soe Hok Gie-Aktivis Angkatan 66(1947-1969)
Namanya tumbuh berlumur debu aspal jalanan.Ia seorang demonstran yang berjuang dijalanan,bersimbah keringat rakyat jelata yang dibelanya.
Disaat etnis Tionghoa diwajibkan ganti nama,dia tetap dengan nama kecilnya.
Baginya,perbuatanlah yang menentukan kecintaan sejati pada negara dan bukan sekedar nama.
(Soe hok Gie,Intisari Juli 2005)

Wednesday, August 6, 2008

Hendriawan Sie



Hendriawan Sie
Pejuang Reformasi,tewas tertembak di kampusnya Trisakti Jakarta pada 12 Mei 1998.
Anak tunggal pasangan Hendrik Sie dan Karsiah tewas diterjang peluru bersama lima rekannya sesama mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana,Alan Mulyadi,Heri Heriyanto,Vero,Hafidi Alifidin.
(Insiden di Universitas Trisakti.Enam Mahasiswa Tewas-Kompas 13 Mei 1998
Turun ke jalan dan Berlenggang di Catwalk-JawaPos 15 Mei 1998
Sho Bun Seng,Pahlawan Pejuang,Mengabdi untuk Negara Tanpa Kenal Pamrih-
Majalah Sinergy 15-9-2001)

Tuesday, August 5, 2008

Yap Yun Hap




Yap Yun Hap,mahasiswa Teknik jurusan Elektro Universitas Indonesia angkatan 96,tewas akibat tembakan aparat yang membabi buta hari jumat 24/9/1999 di Jl Jendral Sudirman Jakarta yang dikenal dengan Tragedi Semanggi II
“Dia bilang:saya sekolah di UI,rakyat yang membiayai,yang mensubsidi.Maka saya harus berjuang untuk rakyat”tutur Yap Pit Sing(52)mengutip apa yang pernah disampaikan anaknya,Yun Hap(22)
(Yun Hap,Selamat Jalan……..Kompas 26 September 1999
TNI minta Maaf,Habibie Siap Mundu.Yap Yun Hap dimakamkan,Suara Merdeka 26 September 1999)